1. Meminta tolong kepada
Allah ta’ala agar
dibantu bersyukur.
Di antara wasiat Nabi shallallahu’alaihiwasallam
kepada Mu’adz,
أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ
فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ
“Wahai Mu’adz, aku wasiatkan padamu
agar setiap akhir shalat tidak meninggalkan untuk membaca doa
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ
وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah aku agar
senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu”.
(HR. Abu Dawud dan yang lainnya.
Hadits ini dinilai sahih oleh al-Hakim, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban dan
al-Albani)
2. Senantiasa berusaha
membandingkan kenikmatan duniawi yang kita rasakan dengan kenikmatan orang yang
di bawah kita.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam
menasehatkan,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ
مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا
تَزْدَرُوا نِعْمَ
“Lihatlah orang yang di bawah kalian
dan janganlah melihat orang yang di atas kalian; sebab hal itu akan mendidik
kalian untuk tidak meremehkan nikmat Allah”.
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar